Riau Akan Jadi Pusat Riset Restorasi Gambut Tropis Dunia

Konferensi Pers Gub Riau_Kepala_ BRG
Konferensi Pers Kepala BRG, Gubernur Riau dan Peneliti – Akademisi Jepang

Pekanbaru 31/5/2016 – Badan Restorasi Gambut (BRG Indonesia), Universitas Riau dan Pemerintah Provinsi Riau mendorong kerjasama riset untuk Restorasi Gambut, bersama sejumlah lembaga, serta universitas di Jepang , diantaranya Universitas Kyoto, Universitas Hokkaido, Research Institute for Humanities (NIHU). Kerjasama ini dilakukan sebagai salah satu upaya melindungi gambut Riau yang luasnya mencapai 5,7 juta hektar.

Menurut Kepala Badan Restorasi Gambut, Nazir Foead restorasi ini bertujuan agar lahan tidak mudah terbakar. Selama ini lahan mudah terbakar sehingga kebakaran hutan jadi masalah di daerah.

“Setelah penandatanganan MoU kami senang, sebab ini sebagai langkah  konkrit di Riau.” Apalagi kemarin Gubernur Riau, dihadapan publik dan media di Jakarta secara tegas menyatakan Riau akan menjadi contoh bagus dalam restorasi gambut melalui budidaya tanaman sagu. Hal ini akan menjadikan Riau sebagai pusat penghasil sagu terbesar di Indonesia,” jelasnya dalam seminar lokakarya Restorasi Gambut di Hotel Aryaduta, (31/5/2016).

Restorasi lahan gambut dilakukan di Kabupaten Kepulauan Meranti  meliputi lahan gambut di 10 desa. Daerah ini nantinya akan dijadikan percontohan untuk dapat dikembangkan di beberapa daerah lainnya, baik di Provinsi Riau maupun di tempat lain yang mengalami hal yang sama.

Kedepan, melalui inisiasi pengelolaan gambut yang baik di tingkat desa akan tetap dikembangkan dan disebarluaskan. Dengan demikian diharapkan dapat memberikan pengetahuan positif dan wawasan dalam pengelolaan lahan gambut berkelanjutan serta dapat berjalan lebih efektif di masa mendatang dan dapat diwariskan ke generasi yang akan datang.

Dalam kesempatan yang sama Gubernur Riau, Arsyad Juliandi Rahman mengatakan kelanjutan dari Rencana aksi restorasi gambut di Kepulauan Meranti baik bagi CSO, LSM serta masyarakat setempat untuk mendapatkan ilmu dalam kegiatan BRG di Povinsi Riau, serta gambut tropis di Sungai Tohor tersebut.

Ia menambahkan sepulang dari lokasi, Sungai Tohor bisa menjadi potensi wisata tentang sagu di tanah gambut dan tentu terkait hal ini pihak Pemerintah Provinsi Riau akan memberikan dukungan.

Sementara itu Haris Gunawan, Deputi Penelitian dan Pengembangan BRG mengatakan keberlanjutan dan keseriusan dalam memelihara dan melestarikan gambut di Riau menjadi dasar kerja sama pihaknya dengan perguruan tinggi di Indonesia dan di jepang.

“Kami ingin Riau menjadi pusat riset gambut tropis dunia. Tentu saja perguruan tinggi Riau dan pemerintah harus memastikan benar pelibatan masyarakat didalamnya agar riset juga dapat membawa manfaat secara ekonomis bagi masyarakat sekitarnya. Saya pikir ini bagian dari semangat restorasi, bukan hanya memulihkan gambut tetapi juga memanusiakan manusia sekitarnya.,” jelasnya.***Umi Khoiriya