Kapolres Ngada Berhadapan dan Intimidasi Perempuan Adat Rendu

Tanah kami adalah tumpuan hidup kami

Aksi Perempua Adat Rendu Menolak Pembangunan Waduk Lambo
Aksi Perempua Adat Rendu Menolak Pembangunan Waduk Lambo

Mbay Rabu/9/11/2016 – Kepolisian Resort Kabupaten Ngada Nusa Tenggara Timur melakukan intimidasi terhadap warga masyarakat adat Rendu Butowe, Ulupulu dan Labolewa, sehubungan dengan rencana pembangunan mega proyek Waduk Lambo. Sejumlah anggota kepolisian diperintahkannya menakut-nakuti warga agar segera menerima proyek pembangunan Waduk Lambo.

Ibu Siti Aisa melalui telepon seluler dari lokasi kejadian menginformasikan  bahwa polisi bersama aparat Satpol PP melakukan intimidasi, teror terhadap warga yang menolak rencana pembangunan Waduk Lambo aparat ingin menguasai lokasi yang telah dipagari  oleh warga,

Pihak kepolisian dan perempuan adat Rendu pun sudah saling berhadapan saat  mempertahankan tanah warisan leluhurnya yang akan diambil alih oleh Pemda Nagekeo itu

“Kami diintimidasi, diteror karena kami berani menghadang aparat kepolisian yang mematok tanah kami untuk pembangunan Waduk Lambo. Di hadapan aparat kepolisian kami melakukan aksi telanjang dada, karena jika tanah kami dirampas hidup kami mau dikemanakan,” ungkapnya.

“Pihak kepolisian dan Pol PP tidak malu dan mereka menonton pertunjukan gratis itu, padahal kami hanya ingin menunjukan bahwa  tanah kami adalah tumpuan hidup kami,” lanjut Siti Aisa.

“Kepolisan telah merampas harga diri kaum perempuan yang telah mempertahankan tanahnya, dan pemda harus bertanggung jawab, serta mendesak Kapolda dan Kapolri menindak Kapolres Ngada,” tegas Ibu Siti Aisa

Willy Ketua Forum Penolakan Waduk Lambo dapat laporan dari warga bahwa pihak Pemda dengan arogan mencabut pagar milik warga segera menuju lokasi kejadian dan menanam kembali pagar yang telah dicabut. Kapolres Ngada AKBP Andi Nurwandi langsung bertanya,” kenapa masyarakat tidak diredakan? tanyanya.

“Kalau masyarakat ini berjuang untuk mempertahankan hak – hak milik mereka jadi masyarakat mempunyai hak untuk mempertahankannya,”

Ketua AMAN Nusa Bunga Philipus Kami mengatakan bahwa kronologi kejadian pada Selasa 8 November 2016 sekitar pukul 09.00 Satpol PP Nagekeo dibawah pimpinan Kasat Polisi Pamong Praja Jon Dou melakukan pembokaran paksa pagar menuju lokasi  pertanian warga dan pembangunan waduk yang dipersoalkan agar dapat memasukan peralatan berat. Pihak Kepolisian dan Satpol PP berhasil membawa masuk mesin dan sejumlah pipa. Masyarakat kembali pasang pagar yang telah dibongkar.

Sekitar pukul 14.30 Wita Kapolres Ngada AKBP Andi Nurwandi bersama aparat bersenjata laras panjang lengkap mendatangi lokasi  kejadian. Para ibu menghalangi aparat bersenjata tersebut masuk lokasi, secara sepontan mereka melakukan aksi telanjang dada.

Seorang perempuan yang bernama Noben merekam kejadian tersebut dengan selulernya namun seorang intel Kapolres Ngada langsung merebutnya secara paksa dan memukul bagian punggung perempuan itu.

Berhubung situasi antara pihak keamanan dan masyarakat di Rendu butowe, Ulupulu dan Labolewa kian memanas masyarakat mendirikan tenda di sekitar lokasi penghadangan. *** JFM,JF