Mentawai-Gempa bumi berkekuatan 7,8 Skala Richter (SR) menggoncang kepulauan Mentawai pukul 19.42 WIB, pada Rabu, 2 Maret membuat warga di Mentawai panik dan mengungsi satu malam ke daerah yang lebih tinggi.
Pusat gempa berdasarkan data Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) , gempa berada pada titik koordinat 5,16 LS-94,05 BT dengan jarak 682 kilometer Barat Daya kepulauan Mentawai dengan kedalaman 10 kilometer dan berpotensi tsunami.
Kekuatan gempa tersebut sempat berubah-ubah dari BMKG dimana pada awalnya BMKG melalui salah satu media mencatat 8,3 SR kemudian diralat lagi menjadi 7,8. Ketidakakuratan informasi juga membuat warga semakin resah dan takut.
Selain itu, di Mentawai khususnya di Tuapeijat pusat kota kabupaten ketika gempa terjadi ada gangguan untuk berkomunikasi, sehari sebelum terjadi gempa komunikasi terputus tak ada sinyal.
Pantauan Puailiggoubat beberapa menit setelah gempa, warga Tuapeijat tinggal di daerah tepi pantai seperti Jati, dan Mapaddegat langsung berhamburan naik ke atas bukit, proses evakuasi juga di pandu oleh petugas dari BPBD Mentawai dengan mobil patrolinya.
Ratusan warga diantaranya anak-anak, orang tua dengan raut wajah panik langsung berbondong naik ke atas dengan membawa barang-barang seperti tas, tikar dan barang berharaga lainnya untuk diselamatkan.
Tempat yang telah disediakan untuk berkumpul sementara yang tinggi telah ditentukan oleh BPBD Mentawai berada di daerah kilometer 0 dekat tower bawah, kemudian kilometer 3, dan 4 sedangkan warga Mapaddegat berkumpul di Uma,Gereja Piniel.
Setelah warga berada di tempat pengungsian, BPBD Mentawai dibantu oleh pihak Damkar, Pol PP, Polres Mentawai, Tim SAR Mentawai, TNI, Polairut, Kesbanglinmas lagnsung bersiaga dan membantu mendirikan selter atau tenda untuk warga yang mengungsi.
BMKG Ralat Potensi Tsunami
Informasi yang dihimpun dari BPBD Mentawai hingga pukul 23.30 seluruh kecamatan didapatkan laporan bahwa seluruh warga yang beada di setiap kecamatan sudah diungsikan dan sudah dalam kondisi aman terkendali.
Sekitar pukul 23.00 BMKG mencabut status berpotensi tsunami mejadi tidak berpotensi tsunami, namun dari pihak BPBD Mentawiai tidak mencabut karena jika dicabut akan ada warga yang nekat turun ke bawah lagi, “sengaja belum kita cabut siapa tahu akan terjadi susulan, namun kita tetap waspada,” kata salah satu petugas di ruang monitor BPBD Mentawai.
Warga yang sempat mengungsi di lokasi pengungsian seperti di Mapaddegat baru kembali ke rumah pada keesokan harinya untuk melakukan aktivitas seperti mengantar anaknya ke sekolah dan masuk kantor. (Patriz Sanene)