Pelatihan Pemuda Adat Turun Kampung – BPAN Kalteng
Palangkaraya – 7/4/2016- Ketua BPH PW Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Kalteng Simpun Sampurna saat membuka acara Pelatihan Pendokumentasian dan Pemuda Adat Turun Kampung yang diselenggarakan oleh Pengurus Wilayah Barisan Pemuda Adat Nusantara Kalimantan Tengah dalam sambutannya menyampaikan peran pemuda adat yang merupakan estafet perjuangan masyarakat adat khususnya di Kalimantan Tengah penting sekali membekali diri dengan bermacam-macam ilmu, salah satunya ilmu mendokumentasi masyarakat adat.
“Tujuannya pelatihan ini supaya orang luar bisa mengetahui kondisi kekinian yang terjadi di komunitas, agar kebijakan-kebijakan yang nantinya dikeluarkan oleh pemerintah terkait wilayah adat dan hal lain yang berhubungan masyarakat adat harus mempertimbangkan keberadaan masyarakat adat,” kata Simpun sampurna.
Acara Pelatihan yang dilaksanakan pada tanggal 07 April 2016 bertempat di rumah Betang Kotawaringin Timur ini diikuti perwakilan-perwakilan pemuda adat yang tersebar di 13 kabupaten dan 1 kota yang ada di Kalimantan Tengah.
Acara dimulai pukul 08 pagi dengan di awali penampilan tarian “Burung Punei” yang ditampilkan oleh pemuda/i adat dari kabupaten Barito Utara, Murung Raya, dan Palangka Raya tersebut membuat suasana semakin semarak. Hal itu bertujuan untuk membuat pemuda/i adat bangga dan ikut melestarikan budaya warisan leluhurnya.
Adapun kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pemuda-pemudi adat dalam mendokumentasikan kearifan leluhur, sejarah dan kekayaan yang terkandung didalam wilayah adat serta membangkitkan keterpanggilan pemuda-pemudi adat yang mulai kehilangan identitas sebagai masyarakat adat untuk mendokumentasikan dan mengurus wilayah adat.
Kegiatan yang diikuti 20 orang pemuda adat dari kabupaten-kabupaten ini diharapkan mampu memberikan sebuah hasil yang nantinya akan dipraktekan pada saat menyusun rencana tindak lanjut di akhir kegiatan.
Selama ini masyarakat adat selalu dipaksa oleh kebijakan-kebijakan yang merugikan masyarakat adat. “Kita harus membuktikan keberadaan kita, tidak hanya dengan kata-kata, tapi harus disikapi dengan tulisan maupun mendokumentasikannya dalam bentuk audio visual. Lewat pelatihan ini pemuda adat dibekali ilmu dan kemampuan bagaimana budaya lisan masyarakat adat menjadi tertulis dan didokumetasikan oleh pemuda adat,” kata Kesyadi Antang selaku Ketua Wilayah Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) Kalimantan Tengah menyampaikan harapannya.*** Eko Aditya