Deklarasi Barisan Pemuda Adat Nusantara Kepulauan Mentawai
Sipora Utara 2/10/ 2015 – Pemuda adat Mentawai mendeklarasikan visi dan misi juangnya di Uma Mappaddegat, Kecamatan Sipora Utara berkarya menjadi pemuda adat dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat adat Mentawai. Acara deklarasi ini berlangsung di rumah AMAN Daerah Kepulauan Mentawai.
Ketua Daerah BPAN Terpilih adalah : Agung BJ Saleleubaja dari komunitas AMAN Matobe’. Penasehat : 1. Ketua BPHD PD AMAN Kep Mentawai 2. Sudarmi Saogo 3. Laurensius Sarogdok
Pemuda adat di Mentawai memiliki sejarah yang biasa disebut “TaSilainge samba TaSiokko untuk membantu perjuangan serta gerakan Uma. Mereka inilah tonggak dalam mempertahankan Uma di Mentawai serta lingkungan alamnya. Deklarasi pemuda adat ini menjadi sejarah bagi Pemuda Adat Mentawai sebagai hari kebangkitan kembali “Tasilange samba Tasiokko” kasimaeruk.
Perjuangan pemuda adat tidak hanya hak-hak adat saja tapi penting juga untuk mulai mengembangkan wawasan adat serta budaya sehingga lahir dalam hati sanubari pemuda adat lebih mencintai kebudayaan dan adat sehingga menimbulkan motivasi positif.
Pemuda adat tidak hanya orang-orang yang telah mendeklarasikan diri sebagai pemuda adat Mentawai, termasuk orang-orang yang mencintai kebudayaan dan adat Mentawai, mengembangkannya ke arah yang positif dan bangga pada identitasnya sendiri. Jiwa Pemuda adat rela berkorban dan bergotong royong untuk mendukung pembangunan di tengah-tengah masyarakat adat.
Dalam acara Deklarasi pemuda adat Mentawai ini juga diselenggarakan serasehan dengan narasumber
1. Rahmadi ( Dari YCMM dengan materi pengorganisasian Pemuda adat)
2. Kortanius Sabeleake’ (Wakil Ketua DPRD Mentawai dengan materi Pemuda adat dalam Pembangunan Mentawai.
3. Sudarmi Saogo (anggota DPRD Propinsi Sumatera Barat dengan materi Tantangan dan Peluang Pemuda adat di Perantauan)
4. Laurensius Sarogdok (Ketua KPUD Kepulauan Mentawai dengan materi Peran Pemuda Adat dalam Budaya Mentawai)
5. Sandang (Direktur Radio Sura’Mentawai FM sebagai Fasilitator Deklarasi Pemuda adat Kepulauan Mentawai).***