Jakarta, www.gaung.aman.or.id – Jumat 29 November 2019, bertempat di gedung Hallce Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) berkesempatan sosialisasi tentang isu Masyarakat Adat kepada kaum milenial. Acara tersebut dihadiri mahasiswa dan mahasiswi UNIKA Atma Jaya Fakultas Psikologi.
AMAN diundang dalam rangka presentasi hasil kerjasama antara AMAN dan mahasiswa-mahasiswi UNIKA Atma Jaya dalam mengelola akun media sosial.
Mahasiswa-mahasiswi mempresentasikan hasil kerjanya beberapa minggu terakhir bersama AMAN. Mereka menjelaskan hasil kinerjanya dalam mengampanyekan atau menyuarakan isu-isu Masyakarat Adat dan mengelola akun media sosial (Instragram) dengan baik.
Menanggapi hal ini, Yohana Ratrin Hestyanti Dosen Fakultas Psikologi UNIKA Atma Jaya mengapresiasi mahasiswa-mahasiswinya karena telah menyelesaikan tugasnya dengan baik.
“Saya mengapresiasi para mahasiswa/i. Mereka bahkan sudah melangkah pada tahap berkelanjutan (sustainability) sebagaimana yang juga dituntut dalam tugas mereka dari kampus,” jelas Yohana.
Dalam kesempatan sosialisasi, hadir Jakob Siringoringo dari AMAN sebagai staf Infokom mengenalkan lebih jauh soal isu Masyarakat Adat. Jakob menegaskan bahwa diskriminasi terhadap Masyarakat Adat masih kerap terjadi di antaranya, perampasan wilayah adat mereka yang memang sudah dari dulu dimiliki, kerap diambil dan digusur negara dan pihak ketiga.
Di akhir sosialisasi, AMAN mengucapkan terimakasih dan mengapresiasi kinerja mahasiswa-mahasiswi UNIKA Atma Jaya serta memberikan cindera mata kepada Yohana Ratrin Hestyanti.
Selain sosialisasi, tim AMAN yang hadir juga sempat mewawancarai dosen dan beberapa mahasiswa/i terkait apakah mereka mendengar AMAN, apakah tahu isu-isu Masyarakat Adat hingga ajakan untuk menjadi relawan AMAN.
Dalam beberapa pertanyaan tersebut hampir semua dosen dan mahasiswa-mahasiswi mengatakan pernah mendengar isu Masyarakat Adat.
“Masyarakat Adat adalah kelompok masyarakat asli dari masing-masing suku yang memiliki hak atas budayanya, wilayah adatnya sejak dulu kala. Dan AMAN adalah organisasi tempat berhimpunnya kelompok atau komunitas Masyarakat Adat yang mana AMAN juga aktif dalam menyuarakan dan membela hak-hak Masyarakat Adat. Seperti yang kita ketahui Masyarakat Adat semakin terpinggirkan,” tutur Yohana.
Alisa Jusuf, salah satu mahasiswa yang kerjasama dengan AMAN mengatakan “Masyarakat Adat adalah mereka yang hidup dengan budaya leluhur secara turun-temurun. Ia menegaskan bahwa Masyarakat Adat sudah ada dan hidup sebelum Indonesia dibentuk”. Ia juga salah satu mahasiswi yang mendaftar jadi relawan AMAN.
Jovanka Sariwating, mahasiswi lain mengatakan bahwa Masyartakat Adat adalah mereka yang mempunyai struktur adat dan aturan adat yang mereka gunakan untuk mengatur kehidupan mereka.
AMAN juga mendapat satu lapak untuk mengenalkan produk-produk khas Masyarakat Adat. Hasilnya, banyak produk Masyarakat Adat yang terjual. Di sisi lain, mahasiswa-mahasiswi tersebut tertarik untuk mendaftar menjadi relawan.
Ridho Dewantara