Arman Seli
Palu – Laki-laki berusia 38 tahun bernama Laja, adalah satu-satunya pandai besi tradisional asal komunitas adat Salena yang masih tekun menjalani profesinya. Saat ditemui di Kelurahan Buluri, Kecamatan Ulujadi, Kota Palu, pada Minggu 12 Januari 2020, Laja sedang sibuk memanggang parang di bara api yang sudah ia siapkan.
Menjadi pandai besi adalah hal yang sudah dilakukan Laja sejak lama. Kemampuan membuat parang ia warisi dari ayahnya yang sudah meninggal dunia. Terlihat santai, tidak mengenakan baju ia menyapa siapa saja yang berkunjung ketempatnya mengolah besi.
Laja mengatakan bahwa dirinya mampu membuat lima buah parang setiap hari. Semua parang dikerjakan dengan metode tradisional. Sedangkan untuk menaja baja agar lebih kuat, Laja mampu mengerjakan hingga 20 parang setiap harinya.
“Kalau membuat parang dari besi yang masih utuh saya bisa kerjakan lima parang setiap harinya. Kalo hanya batambah baja parang supaya kuat bisa sampe 20 parang setiap hari karena tidak terlalu susah,” kata Laja. “Kalo sekarang belum ba bikin parang masih ba kasih kuat bajanya dulu, selain itu juga ba bikin ganggangnya dengan sarung parang banyak juga yang ba pesan dengan saya.”
Ditanya soal harga yang ditetapkan dalam penjualan hasil karyanya, Laja mengatakan bahwa tergantung apa yang di pesan dan tingkat kerumitan pekerjaannya sehinga hal itu akan memengaruhi harga.
“Kalau harga tergantung apa yang orang pesan. Kalo orang hanya mau kasih kuat baja parang saya kasih harga Rp. 15.000 per parang. Tapi kalo ba bikin parang agak mahal karena dari besi yang masih utuh. Saya biasa kasih harga Rp.100.000 per parang. Kalo bikin ganggang dengan sarungnya tambah Rp.100.000 lagi jadi Rp.200.000 kalo satu set sudah itu langsung jadi.”
Ia juga mengatakan agar parang bisa bertahan lama maka ada caranya untuk menambah baja parang sehingga ketika digunakan bisa tahan lama dan tidak mudah patah.
“Ba kasih kuat baja parang itu di bakar dulu barang, baru kalo sudah ba merah di rendam di air makanya parang yang saya bikin itu kuat semua bajanya. Biar sering di pake ba tebang pohon tahan dia.”
Selain masyarakat Salena yang memesan parang dengannya juga terlihat orang-orang dari luar pemukiman, Jeki salah seorang pelanggannya mengatakan bahwa selain kualitas yang bagus parang buatan Laja masih dengan harga yang terjangkau.
“Bagus parang yang Laja bikin, kuat bajanya dan memang murah juga harganya. Makanya kalo saya ba pesan parang pasti disini terus. Kalo parang yang dijual di pasar itu tidak kuat bajanya,” ucap Jeki.
“Kalo yang dijual di pasar baru satu kali atau dua kali di pake batebang pohon so rusak karna tidak kuat bajanya itu. Kalo disini memang di bakar itu parang baru direndam di air supaya kuat to,” tutup Laja.
Pewarta adalah Staf Infokom AMAN Sulawesi Tengah.