Pemuda Adat Talang Mamak: Berladang untuk Kemandirian

Penulis: Suher

Jerinjing (27/7), www.gaung.aman.or.id – Pemuda adat Talang Mamak yang tergabung dalam Barisan Pemuda Adat Nusantara(BPAN) Daerah Indragiri Hulu bergotong royong menebas (membersihkan) tanah yang dihibahkan oleh tokoh adat di Talang Jerinjing kepada pemuda.

Para pemuda adat Talang Mamak mendapat lahan hibah guna dikelola untuk kemandirian mereka. Dengan mengelola lahan tersebut, para pemuda adat diharapkan mulai hidup mandiri sejak muda sekaligus belajar bertanggung jawab terhadap wairsan yang dititipkan tetua atau leluhur.

Menurut Supriadi Tongka, Ketua BPAN Indragiri Hulu, mereka akan memanfaatkan lahan itu untuk menanam padi dan tanaman pangan lainnya. “Ini akan menambah pemasukan pemuda, dan membuktikan cara bergotong-royong dan menyatukan antar-pemuda adat di satu luak (kampung) dan luak lainnya.”

Para pemuda adat membersihkan tanah hibah sesuai dengan kearifan lokal Masyarakat Adat Talang Mamak. Beberapa bulan sebelumnya mereka melambas (merintis) batas tanah hibah, kini menumbang kayu kecil. Lalu selesai menumbang, mereka membiarkan kayunya mati.

Ini cara atau tradisi kita Orang Talang setiap tahunnya yang sesuai nama sukunya Talang yang artinya ladang. Dengan demikian Masyarakat Adat Talang Mamak tidak bisa dipisahkan dari tradisi berladang. Proses ini sekaligus sebagai media atau wadah untuk memberi tahu pemuda adat Talang Mamak tentang cara berladang sesuai kearifan lokal.

Di tengah upaya melestarikan kearifan lokal ini, belakangan muncul persoalan, yakni pemerintah melarang Masyarakat Adat berladang dengan cara membakar. Hal ini akan membuat tradisi ini semakin lama akan hilang. “Pemerintah seharusnya memberi solusi dengan melarang perusahaan melakukan pembakaran besar-besaran, sebab tradisi membakar di Masyarakat Adat bukanlah yang menyebabkan maraknya kebakaran hutan dan lahan (karhutla),” tutup Supriadi.