Musyawarah Wilayah III AMAN Kalbar: dari Pembentukan Organisasi Peladang hingga Pemilihan Pengurus Baru

Jakarta (2/9/2019), www.gaung.aman.or.id – Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Wilayah Kalimantan Barat (AMAN Kalbar) sukses menggelar Musyawarah Wilayah (Muswil) III, Jumat dan Sabtu 30-31 Agustus 2019 di Wisma Tabor, Pusat Damai, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.

Muswil sesuai Anggaran Dasar AMAN diselenggarakan sedikitnya sekali dalam lima tahun yang berwenang untuk, salah satunya memilih dan menetapkan anggota-anggota DAMANWIL dan Ketua BPH AMANWIL.

Muswil ini bertema “Memperkuat Eksistensi Masyarakat Adat dan Sistem Perladangan Berkearifan Lokal untuk Kedaulatan Pangan dan Keberlanjutan Kehidupan”.

Dalam sambutannya, Sekjen AMAN Rukka Sombolinggi menekankan tentang makna berdaulat, mandiri, bermartabat dan hak-hak Masyarakat Adat termasuk dalam hal sistem perladangan tradisional.

Ia menegaskan, berladang tradisional bukan hanya urusan menjamin kedaulatan pangan, tetapi juga merupakan urusan spiritual, sosial, budaya, politik dan kaya pengetahuan tradisional. Berladang sendiri dijamin Undang-Undang No.32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Bupati Sanggau, Paolus Hadi memukul gong sebagai tanda pembukaan Muswil III AMAN Kalbar secara resmi.

Muswil III AMAN Kalbar dibuka secara resmi oleh Bupati Kabupaten Sanggau yang juga Ketua Dewan AMAN Wilayah (DAMANWIL) AMAN Kalbar, Paolus Hadi, SI.P, MSi, Jumat (30/8). Dalam sambutannya, Paolus Hadi berpesan “Kita Masyarakat Adat harus berdaulat!”

Selain Bupati Sanggau, hadir dalam Muswil antara lain Kapolres Sanggau AKBP Imam Riyadi, Direktur Institut Dayakologi Krissunandi Gunui, DAMANNAS Region Kalimantan Lusia Lapu, Sekjen AMAN Rukka Sombolinggi hingga 300 peserta, pemuda dan perempuan adat, utusan dari 168 komunitas AMAN Kalbar.

Adapun rangkaian acara Muswil, di antaranya menyusun program kerja Pengurus Wilayah AMAN Kalimantan Barat periode 2019-2024, menyusun rencana pengelolaan hutan adat yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dan pemilihan Badan Pengurus Harian AMAN Kalbar periode 2019-2024.

Namun sebelumnya, Ketua BPH AMAN Kalbar periode 2014-2019 Stefanus Masiun terlebih dahulu menyampaikan laporan penyelenggaraan organisasi selama lima tahun terakhir. Di antara beberapa poin laporannya, Masiun menyampaikan bahwa AMAN Kalbar telah berhasil mendorong lahirnya tujuh Perda Masyarakat Adat yang merupakan capaian terbanyak dari AMAN Wilayah seluruh provinsi di Indonesia.

Ketua BPHW AMAN Kalbar Stefanus Masiun menyampaikan laporan penyelenggaraan organisasi.

Salah satu contoh, AMAN Kalbar pada pemilihan legislatif, April 2019 mengutus Glorio Sanen sebagai Calon DPD RI dan Yohanes Rumpak maju sebagai Caleg DPRD Provinsi Kalbar. Hasilnya, Glorio Sanen mengumpulkan 120.000 suara, dengan demikian menempati urutan ke-8 besar, meski belum tembus ke Senayan. Sedangkan Yohanes Rumpak berhak duduk sebagai anggota DPRD Provinsi Kalbar periode 2019-2024 dengan total perolehan 56.007 suara.

Beberapa rangkaian acara telah dilewati. Dua poin penting sebelum Muswil berakhir menjadi hasil yang sangat penting terjadi. Pertama, Musyawarah Wilayah Ketiga menjadi catatan sejarah bagi terbentuknya sebuah organisasi baru yang fokus pada isu perladangan tradisional.

Masyarakat Adat dalam Muswil III AMAN Kalbar membentuk Persatuan Peladang Tradisional Kalimantan Barat. Latar belakang dibentuknya organisasi ini karena para peladang tradisional kerap didiskriminalisasi bahkan dikambinghitamkan saat terjadi kabut asap akibat kebakaran lahan. Padahal, kabut asap akibat kebakaran lahan berasal dari lahan gambut dan tidak sedikit berasal dari lahan korporasi.

Dengan dibentuknya Persatuan Peladang ini, Masyarakat Adat sama-sama menyuarakan bahwa berladang bukan kejahatan. Disaat bersamaan mereka ‘mendeklarasikan’ statement tersebut dengan menunjukkan seragam kaos bertuliskan Peladang Bukan Penjahat serta sebagai bentuk kampanyenya yang dibubuhkan tagar dalam dua pernyataan tegas: #PeladangBukanPenjahat dan #BerladangBukanKejahatan.

Seruan: Peladang Bukan Penjahat

Pengurus organisasi ini juga langsung dibentuk. Yohanes Mijar Usman sebagai ketua, Adrianus Adam Tekot selaku sekretaris, Irena sebagai bendara dan anggota-anggotanya terdiri dari Kasim, Kihon, Sabinus Tuyat dan Patrisius Yansen.

Kedua, Muswil tiba di acara puncak yakni penentuan pengurus baru. Musyawarah mufakat akhirnya menyepakati Dominikus Uyub sebagai Ketua BPH AMAN Kalbar periode 2019-2024.

Sementara DAMANWIL periode 2019-2014 terdiri dari Paolus Hadi, masih menjadi Bupati Sanggau, sebagai Ketua, dan Stefanus Masiun dan Getruida masing-masing sebagai Wakil Ketua, serta para anggota yaitu Yohanes Rumpak, Krissunandi Gunui, Jonaidi dan Heri Saman.

Penulis: Ridho Dewantara

Editor: Jakob Siringoringo